🦡 Makhluk Hidup Yang Paling Peka Terhadap Sinar Ultraviolet Adalah

BABI PENDAHULUAN Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopis yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Mikroorganisme dapat dijumpai dimana-mana, disegala lingkungan hidup manusia. sinarUV A: panjang gelombang antara 315-400 nanometer; gelombang jenis adalah gelombang terpanjang yang dapat menembus bumi dan dapat menyebabkan sunburn ( kulit terbakar) setelah terkena sinar matahari dalam waktu yang lama. sinar ini menembus ke kulit lebih dalam yaitu dermis (lapisan kedua dari kulit). Mikrobasama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. a. Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60 o C selama 10-20 menit. b. Tahan Anaerob adalah mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas. Iritabilitasadalah Indera mata peka terhadap Indera telinga peka terhadap Indera hidung peka terhadap Indera kulit peka terhadap Indera lidah peka terhadap Contoh tumbuhan yang peka terhadap rangsangan sentuhan adalah Mimosa Pudica adalah nama latin dari Makhluk hidup berkembang biak dengan 2 cara, yaitu Terdapat13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Berikutini yg bukan termasuk ciri makhluk hidup adalah.a. peka terhadap rangsanganb. berkembang biakc. mengeluarkan gasd. bergerak2. alat indra yg berfungsi sbg alat peraba adalah.a. kulitb. hidungc. telingad. lidah3. hewan bertulang belakang yg berkembang biak tidak dengan bertelur adalah.a. mammaliab. piscesc. reptiliad. amphibi4. cara berkembang biak pada makhluk hidup ada yg Jadi makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki ciri-ciri kehidupan seperti memerlukan makanan, bernapas, mengeluarkanzat sisa, bergerak, peka terhadap rangsang, tumbuh dan berkembang biak, beradaptasi dan memiliki bahan genetik. Sementara itu, benda-benada tak mati bisa saja memiliki salah satu atau lebih dari tujuh ciri tersebut. Secarafitrah memang wanita adalah makluk yang peka terhadap perasaan. Untuk itu sering kali menangis adalah hal yang menjadi pelampiasan wanita. Wanita adalah Makhluk yang Peka Terhadap Perasaan. by silvia; September 2, 2020 Estrogen adalah jenis hormon pada wanita yang paling utama. Fungsi dari hormon ini adalah membentuk berbagai Kelompoktanaman yang daunnya peka terhadap rangsangan gelap atau sentuhan adalah A. Akasia, cemara, dan mangga B. Putri malu, turi dan lamtoro C. Tomat, terung dan cabai D. Pohon jati, mahoni, dan Penentuankadar protein sampel y = ax + b y = 0,0009x + 0,1202 0,003 = 0,0009x + 0,1202 0,0009 x = 0,1202 - 0,003 x = 0,1172 0,0009 x = 130,22 µg/mL : 1000 x = 0,13022 mg/mL Jadi kadar protein sampel adalah 0,13022 mg dalam 1 mL sampel. 4.3. Pembahasan Protein (asal kata protos dalam bahasa Yunani yang memiliki arti "yang paling utama") merupakan salah satu dari biomakromolekul elemen pertemuan7 keanekaragaman makhluk hidup. 1. BIOSFER Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu lingkungan fisik, suatu tempat bagi makhluk hidup melangsungkan kehidupannya. Dalam kehidupan makhluk terbentuk sistem hubungan antar makhluk hidup tersebut dengan materi dan energi yang mengelilinginya. SinarUV berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik. Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada hewan maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering lC8lFa. Sinar ultraviolet adalah jenis radiasi elektromagnetik, seperti gelombang radio, radiasi inframerah, sinar-X dan sinar gamma. Sinar UV, yang berasal dari matahari, tidak terlihat oleh mata manusia. Sinar ultraviolet bisa mengakibatkan kulit terbakar dan berwarna kecoklatan, namun terlalu banyak paparan radiasi UV dapat merusak jaringan hidup. Radiasi elektromagnetik ditransmisikan dalam bentuk partikel atau gelombang pada panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Ini terdiri dari berbagai panjang gelombang yang dikenal sebagai spektrum elektromagnetik EM. Spektrum umumnya dibagi menjadi tujuh wilayah dengan penurunan panjang gelombang akan meningkatkan energi dan frekuensi. Sebutan umum adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah IR, cahaya tampak, ultraviolet UV, sinar-X dan sinar gamma. Sinar Ultraviolet UV jatuh di kisaran spektrum EM antara cahaya tampak dan sinar-X. Ini memiliki frekuensi sekitar 8 × 1014 sampai 3 × 1016 siklus per detik, atau hertz Hz, dan panjang gelombang sekitar 380 nanometer 1,5 × 10-5 inci sampai sekitar 10 nm 4 × 10-7 inci. Sinar UV umumnya dibagi menjadi tiga sub-pita UVA, atau dekat UV 315-400 nm; UVB, atau UV tengah 280-315 nm; dan UVC, atau UV jauh 180-280 nm. Radiasi dengan panjang gelombang dari 10 nm ke 180 nm kadang-kadang disebut sebagai vakum atau UV ekstrim.” Panjang gelombang ini diblokir oleh udara, dan mereka hanya menyebarkan dalam ruang hampa. Ionisasi Radiasi UV memiliki energi yang cukup untuk memecah ikatan kimia. Karena energi yang lebih tinggi, foton UV dapat menyebabkan ionisasi, sebuah proses di mana elektron terlepas dari atom. Ruang yang kosong dapat mempengaruhi sifat kimia dari atom dan menyebabkan mereka untuk membentuk atau menghancurkan ikatan kimia yang lain. Hal ini dapat berguna untuk pengolahan kimia, atau dapat merusak bahan dan jaringan hidup. Kerusakan ini dapat bermanfaat, misalnya, dalam desinfektan permukaan, tetapi juga bisa berbahaya, terutama untuk kulit dan mata, yang terkena dampak buruk UVB energi yang lebih tinggi dan radiasi UVC. Sebagian besar sinar UV alami yang dirasakan manusia berasal dari matahari. Namun, hanya sekitar 10 persen UV dari sinar matahari, dan hanya sekitar sepertiga dari ini menembus atmosfer untuk mencapai tanah, menurut National Toxicology Program NTP. Dari energi UV matahari yang mencapai khatulistiwa, 95 persen adalah UVA dan 5 persen UVB. Tidak ada UVC terukur dari radiasi matahari mencapai permukaan bumi, karena ozon, molekul oksigen dan uap air di atmosfer atas benar-benar menyerap panjang gelombang UV terpendek. Namun, “radiasi spektrum luas ultraviolet [UVA dan UVB] adalah yang terkuat dan paling merusak makhluk hidup,” menurut NTP “Laporan-13 pada Karsinogen.” Kulit Terbakar Saat berjemur tubuh kita akan memberikan reaksi terhadap paparan sinar UVB yang berbahaya. Pada dasarnya, berjemur akan memicu mekanisme pertahanan alami tubuh. Ini terdiri dari pigmen yang disebut melanin, yang diproduksi oleh sel-sel di kulit yang disebut melanosit. Melanin menyerap sinar UV dan menghilang sebagai panas. Ketika tubuh merasakan kerusakan akibat sinar matahari, ia akan mengirimkan melanin ke sel sekitarnya dan mencoba untuk melindungi mereka supaya tidak terjadi banyak kerusakan. Pigmen ini menyebabkan kulit menjadi gelap. “Melanin adalah tabir surya alami,” menurut Gary Chuang, asisten profesor dermatologi di Tufts University School of Medicine. Namun, paparan radiasi UV yang terus menerus dapat membanjiri pertahanan tubuh. Ketika ini terjadi, reaksi beracun terjadi, yang mengakibatkan kulit terbakar. Sinar UV dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh. Kadang-kadang sel-sel dengan DNA yang bermutasi oleh sinar matahari berubah menjadi sel bermasalah yang tidak mati tapi tetap berkembang biak sebagai kanker. “Sinar UV menyebabkan kerusakan acak dalam proses perbaikan DNA dan sehingga DNA sel-sel memperoleh kemampuan untuk menghindari kematian terprogram,” kata Chuang. Hasilnya adalah kanker kulit, bentuk penyakit kanker yang paling umum di Amerika Serikat. Banyak zat – termasuk mineral, tanaman, jamur dan mikroba, serta bahan kimia organik dan anorganik – dapat menyerap radiasi UV. Penyerapan sinar UV menyebabkan elektron dalam materi untuk melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron ini kemudian dapat kembali ke tingkat energi yang lebih rendah dalam serangkaian langkah-langkah kecil, memancarkan sebagian energi yang diserapnya sebagai cahaya tampak. Bahan yang digunakan sebagai pigmen dalam cat atau pewarna yang menunjukkan fluoresensi seperti terlihat lebih terang di bawah sinar matahari karena mereka menyerap sinar UV dan tidak terlihat dan kembali memancarkan itu pada panjang gelombang terlihat. Untuk alasan ini mereka biasanya digunakan untuk tanda-tanda, rompi keselamatan dan aplikasi lain di mana visibilitas tinggi sangat penting. JAKARTA - Sinar ultraviolet UV menjadi alasan utama manusia di Bumi perlu menggunakan tabir surya. Namun, para ahli masih mencari tahu dari mana sinar ini awalnya berasal. Miliaran tahun lalu, sebuah meteroit yang mengambang di tata surya awal menyaksikan radiasi UV membobardir planet yang baru lahir. Ada perdebatan apakah sejumlah besar sinar UV berasal dari bintang-bintang kuno yang ada sebelum matahari atau dari matahari itu sendiri. Meteorit itu adalah Acfer 094. Melalui isotop yang ditemukan di meteroit ini, terungkap bahwa cahaya UV itu mungkin berasal dari bintang masif yang sudah lama mati. Misi Genesis dari Badan Antariksa Amerika NASA pada tahun 2011 menemukan bahwa isotop oksigen di Bumi, Bulan, dan objek lain yang relatif dekat berbeda dengan isotop oksigen dari Matahari. Saat ini, meteorit Acfer 094 membuktikan bahwa iradiasi tata surya pada awalnya disebabkan oleh bintang-bintang selain yang diorbit oleh Bumi. Hal ini diungkap oleh ahli astrofisika dari Universitas Washington di St. Louis, Lionel Vacher. Vacher memimpin studi yang baru-baru ini diterbitkan di Geochimica et Cosmochimica Acta. “Acfer 094 adalah meteorit yang sangat menarik dan unik. Ini adalah salah satu meteorit yang paling primitif kami miliki karena mineralogi dan komposisi kimianya memberi tahu kami bahwa meteorit ini belum dimodifikasi secara signifikan setelah pertambahannya oleh proses asteroid sekunder,” ujar Vacher dilansir Syfy, Senin 12/7. Meteorit tersebut adalah kapsul waktu di mana isotop dari awal gas dan debu yang berasal tata surya lainnya masih tersimpan. Untuk informasi, sebagian besar meteorit yang jatuh ke Bumi telah melalui proses seperti perubahan hidrotermal dan pemanasan akibat tumbukan saat tata surya terbentuk, maupun zat radioaktif. Acfer 094 memiliki sifat yang hampir murni. Asteroid itu tidak mengalami perubahan hidrotermal. Bagaimana objek ini bisa lolos dari kerusakan ruang tidak diketahui, tetapi mungkin terbentuk jauh, di luar Jupiter, dari es hidrogen sulfida, bahan organik dan bahan presolar. Tidak ada meteorit lain yang diketahui mengandung campuran oksida besi, besi sulfida dan beberapa isotop oksigen terberat ini. Inilah yang menunjukkan bahwa fajar sinar UV di tata surya tidak berasal dari Matahari. Sebab, matahari memiliki enam persen lebih banyak isotop oksigen paling ringan dibanding semua bintang yang mengorbit. Jadi, bintang apa yang menerangi tata surya dengan begitu banyak sinar UV? Bintang yang lebih kecil seperti Matahari biasanya terbentuk dekat dengan bintang besar tipe O dan B. Bintang-bintang yang sangat energik ini hidup cepat dan mati dengan susah payah. Spektrum UV bintang-bintang tersebut juga sangat berbeda dari bintang seperti Matahari. Sinar UV benda ini memecah gas hidrogen sulfida, yang meninggalkan isotop belerang berat. Salah satu, atau keduanya adalah jenis bintang mungkin berada di gugus yang sama dari mana Matahari muncul. Ketika radiasi kuat bintang O atau B atau keduanya memecah gas seperti hidrogen sulfida, ini menciptakan isotop yang membentuk lingkungan yang berkembang di awan kabur tempat Matahari terbentuk. Foto Warga menggunakan payung untuk menghindari paparan sinar matahari di Jakarta, Senin 17/4/2023. CNBC Indonesia/Tri Susilo Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca panas melanda Indonesia dan beberapa negara lainnya belakangan ini. Badan Meteorologi dan Klimatologi BMKG dalam unggahannya di Instagram menunjukkan, sejumlah wilayah di Indonesia akan mengalami tingkat indeks Ultraviolet UV tinggi, bahkan sangat tinggi dan ekstrem diketahui, ada 3 jenis sinar ultraviolet, yakni UV-A, UV-B dan UV-C. Yang membedakannya adalah panjang gelombang, di mana UV-A yang paling panjang sedangkan UV-C paling UV-C tidak sampai ke bumi, tertahan oleh lapisan atmosfer, sementara UV-B dan UV-A mampu menembus sinar UV-A mampu menembus lapisan terdalam kulit manusia dermis, sementara UV-B hanya mampu sampai lapisan kulit luar epidermis. Artinya, sinar UV-A lebih berbahaya ketimbang selamanya sinar UV itu berdampak buruk, bahkan tubuh kita memerlukannya sebagai sumber vitamin D. Oleh sebab itu, banyak yang menyarankan untuk berjemur selama 5 sampai 20 waktu yang tepat, masih menjadi perdebatan, ada yang menyebut pada pagi dan sore hari, ada yeng menyebut antara pukul 10 pagi sampai 3 sore. Semua tergantung dari lokasi yang bisa berbeda-beda setiap tersebut akibat jenis sinar UV yang mendominasi pada waktu-waktu tertentu. Adapun dampak buruk dari terpapar sinar UV yang berlebihan, yakni bisa menyebabkan kulit terbakar atau bisa juga merusak mata hingga menurunkan kekebalan tubuh. Yang paling parah tentunya bisa menyebabkan kanker studi yang dipublikasikan di jurnal Science Advance pada Januari lalu menyebutkan radiasi sinar UV menyebabkan kepunahan massal di dunia sekitar 250 juta tahun yang lalu. Saat itu, lebih dari 80% makhluk hidup di laut dan darat punah, sekaligus menjadi akhir Periode tersebut menunjukkan ada peran besar dari radiasi sinar UV-B terhadap kepunahan tersebut. Erupsi gunung membuat lapisan ozon di atmosfer menipis yang membuat sinar UV-B mudah menembus masuk ke bumi. Hal ini terungkap dari fosil butiran serbuk sari tumbuhan yang ditemukan di Tibet."Tanaman membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis, tetapi juga perlu melindungi diri terutama serbuk sari dari efek berbahaya sinar radiasi," kata Dr. Barry Lomax penulis studi tersebut dari University of Nottingham, sebagaimana dilansir Independent, pertengahan Januari Lomax menyebut tanaman merespons UV-B dengan memuat dinding luar butiran serbuk sari dengan senyawa yang berfungsi seperti tabir surya, sehingga melindungi sel yang rentan untuk kesuksesan yang ditimbulkan dari paparan UV-B juga disebut memperburuk pemanasan global saat itu. Kemudian tanaman menjadi sulit dicerna, hal ini memperburuk kondisi hewan pemakan tumbuhan hingga akhirnya terjadi kepunahan massal."Studi ini memberikan bukti empiris paparan UV lebih tinggi pada saat kepunahan massal Permian. Paparan radiasi susah disebutkan sebagai skenario kepunahan massal sebelumnya, tetapi baru kali ini hal itu benar-benar dapat dibuktikan," kata Vivi Vajda, ahli paleobiologi di Museum Sejarah Alam Swedia, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, sebagaimana dikutip Eos pertengahan Februari INDONESIA RESEARCH[email protected] pap/pap [GambasVideo CNBC]

makhluk hidup yang paling peka terhadap sinar ultraviolet adalah