🌓 Kaki Capit Besar Pada Decapoda Disebut
Decapoda Famili: Coenobitidae: Genus: Birgus: Spesies: Birgus latro (Linnaeus, 1767) Tata nama; Ketam kenari atau ketam kelapa (Birgus latro) merupakan artropoda darat terbesar di dunia. Meskipun disebut ketam atau kepiting, hewan ini bukanlah kepiting. Sepasang kaki terdepan mempunyai capit besar untuk mengupas kelapa, dan cakar
Memiliki 3 pasang apendik ruas thorax pertama yang termodifikasi menjadi maksiliped dan 5 pasang apendik thorax berikutnya sebagai kaki jalan (pereiopod). -Pasangan kaki jalan pertama seringkali berukuran besar dan bercapit, disebut cheliped. -Decapoda, terutama jenis laut, memiliki warna yang indah karena adanya pigmen dalam eksoskeleton.
Capitkanan lebih besar daripada capit yang kiri. Di kedua ujung capit berwarna kemerahan. Capit pada kepiting jantan dewasa berukuran lebih besar, daripada betina dewasa yang seumuran dan seukuran tubuhnya. Capit pada kepiting bakau jantan, panjangnya hampir 2x lipat dari panjang karapasnya. Memiliki 4 gigi triangular di lengan bagian depan.
41.1 Kepiting Soca. Kepiting soca (soft carapace) adalah kepiting yang memiliki kulit yang masih dalam keadaan lunak karena baru berganti kulit / moulting. Pergantian kulit pada kepiting soca disebabkan karena teknik mutilasi, yaitu pemotongan kaki-kakai kepiting dengan menyisihkan 1 kaki renang.
Tigapasang maksilliped yang terdapat dibagian dada digunakan untukmakan dan mempunyai lima pasang kaki jalan sehingga disebut hewan berkakisepuluh (Decapoda). Tubuh biasanya beruas dan sistem syarafnya berupa tangga tali.Dilihat dari luar, tubuh udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagianbelakang.
15 Ruang Lingkup Masalah. Berdasarkan uraian masalah yang penulis paparkan, maka karya ilmiah ini mempunyai ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 1. Kandungan Limbah cangkan rajungan. 2. Manfaat limbah cangkang rajungan sebagai bahan pembuatan briket bagi manusia. 3. Cara pembuatan briket.
Ordo: Decapoda Family : Parastacidae Genus : Cherax Species : Cherax quadricarinatus/ red claw, Cherax destructor/ yabbie Cherax tenuimanus/ marron Menurut Lowery (1988), genus Cherax merupakan udang air tawar yang mempunyai bentuk seperti lobster karena memiliki capit yang besar dan kokoh, serta rostrum picak berbentuk segitiga yang meruncing. Di
Decapodaditandai oleh adanya 10 buah (5 pasang) kaki, pasangan kaki pertama disebut capit (cheliped) yang berperan sebagai alat pemegang/penangkap makanan, pasangan kaki kelima berbentuk seperti kipas (pipih) berfungsi sebagai pendayung atau kaki renang, dan pasangan kaki lainnya sebagai kaki jalan (Kordi, 2011).
Padaruas kedua dan ketiga terdapat sungut kecil, yang disebut antenula, dan sungut besar yang disebut antena. Sedangkan pada ruang, keempat, kelima dan keenam terdapat rahang (mandibula), maxilla I dan maxilla II. Ketiga bagian ini berfungsi sebagai alat makan (Wiyanto dan Hartono, 2003). Organ lain yang ada pada bagian kepala adalah kaki jalan.
Kakijalan ada 5 pasang, kaki jalan pertama ukurannya besar yang disebut capit dan berfungsi untuk memegang sedangkan kaki jalan terakhir mengalami modifikasi sebagai alat renang berbentuk dayung. Kepiting bakau berkulit keras sehingga pertumbuhannya dicirikan oleh proses moulting (Moosa dkk., 1985).
1 Spongebob Squarepants. Invertebrata paling simple adalah porifera, yang sering dikenal dengan spons. Anatomi dari spons sangat simple, dan umunya cuma terdiri dari spikula silika dan sel khusus koanosit. Porifera sebenarnya adalah organisme sesil, menetap di satu tempat, tidak berpindah-pindah seperti Spongebob yang punya kaki.
Limapasang anggota gerak lainnya pada thoraks menjadi kaki sehinga disebut hewan berkaki sepuluh; Alat gerak pada kelompok hewan chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. Pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar
uScpf0z. BerandaKaki capit besar pada Decapoda disebut ....PertanyaanKaki capit besar pada Decapoda disebutgonopodtelsonuropodkelipedpleopodJawabanjawaban yang bebar adalah D. kelipedjawaban yang bebar adalah D. kelipedPembahasanBagian dada dari sefalotoraks merupakan penyatuan delapan segmen. Pada bagian dada, terdapat maksiliped, empat pasang pereiopod kaki jalan,dansepasang keliped kaki capit. Dengan demikian, jawaban yang bebar adalah D. kelipedBagian dada dari sefalotoraks merupakan penyatuan delapan segmen. Pada bagian dada, terdapat maksiliped, empat pasang pereiopod kaki jalan, dan sepasang keliped kaki capit .Dengan demikian, jawaban yang bebar adalah D. kelipedPerdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!2rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia
Pengertian Crustacea – Dalam hal ini Crustacea atau krustasea ialah kelompok berukuran besar antropoda yang spesiesnya terdiri dari dan biasanya dianggap sebagai sebuah subfilum. Kelompok crustacean sendiri terdiri dari hewan-hewan yang sebenarnya sudah kita kenal seperti udang, kepiting, lobster, udang karang, udang dan juga teritip. Dan biasanya crustacea ini merupakan hewan air tawar atau laut namun ada juga beberapa kelompok yang dapat beradaptasi di kehidupan darat seperti contohnya kepiting darat. Nah berikut ini akan kami berikan ulasan mengenai crustacean selengkapnya dibawah ini. Pengertian CrustaceaJenis CrustaceaEntomostraca Atau Udang Tingkat RendahMalakostraca Atau Udang Tingkat TinggiKlasifikasi CrustaceaCiri Ciri CrustaceaStruktur Tubuh CrustaceaKepala Dada Atau SefalotoraksBadan Belakang Atau AbdomenSistem Pencernaan Dan Sistem Pengeluaran Atau EkskresiSistem Saraf Dan InderaSistem Pernapasan Dan Sistem SirkulasiSistem ReproduksiManfaat CrustaceaPeranan Crustacea Crustacea atau biasa disebut dengan udang-udangan ialah kelompok besar antropoda yang spesiesnya sangat banyak mencari sekitar 52 ribu yakni hewan yang hidup di pantai dan juga laut. Dan pada umumnya crustacean bisa bergerak dengan bebas meski untuk beberapa takson memiliki sifat parasit dan hidup dengan cara menumpang di inang. Crustacea diambil dari bahasa Latin yakni crustaceus yang artinya hewan bercangkang. Istilah cangkang sendiri bukanlah seperti cangkang yang keras atau tempurung namun lebih kepada mollusca. Dan sedangkan untuk eksoskeleton di subfilum crustacean umumnya tersusun dari kitin yang juga keras karena kandungan kalsium karbonat. Jenis Crustacea Crustacea sendiri dikelompokkan ke dalam beberapa jenis yang diantaranya biasa kita temukan bahkan bisa dikonsumsi. Nah berikut ialah beberapa jenis dari crustacean yaitu Entomostraca Atau Udang Tingkat Rendah Jenis entomostraca ini ialah penyusun dari zooplankton yang umumnya melayang di air dan menjadi makanan ikan. Pembagian ordo dari hewan noktural yang hidup di air tersebut diantaranya sebagai berikut Branchiopoda yaitu seperti Asellus aquaticus dan Daphina pulex atau kutu air yang berkembang biak secara parthenogenesis. Ostracoda yaitu seperti cyrus candida dan codona suburdana yang hidup di air laut atau tawar seperti plankton dengan tubuh kecil dan bisa bergerak memakai antenna. Copepoda yaitu seperti argulus indicus dan Cyclops yang hidup pada air tawar serta laut dan menjadi hewan plankton. Cirripedia yaitu seperti benake dan Sacculina yang memiliki dada serta kepala tertutup karapaks berbentuk cakram serta hidup di laut dengan cara melekat di bebatuan. Malakostraca Atau Udang Tingkat Tinggi Malakostraca ialah jenis crustacea yang banyak hidup di air laut dan air tawar yang memiliki tubuh terdiri dari perut atau abdomen dan juga sefalotoraks. Malakostraca ini dibagi menjadi 3 ordo yakni Isopoda yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih, berkaki sama dan dorsiventral seperti onicus asellus serta limnoria lignorum. Stomatopoda yaitu seperti squilla empusa atau udang belalang yang bentuknya mirip belalang sembah dengan warna mencolok dan hidup di laut. Decapoda yaitu seperti kepiting, udang, rajungan dan ketam yang memiliki jumlah kaki 10 dan menjadi kelompok jenis udang yang banyak dikonsumsi manusia sebagai sumber protein. Klasifikasi Crustacea Crustacea ini terbagi menjadi dua sub kelas yaitu Entomostraca atau udang udangan rendah serta Malacostrata yaitu udang udangan yang besar. Entomostraca umumnya memiliki ukuran kecil dan menjadi jenis zooplankton yang biasa ditemukan pada perairan tawar atau laut. Golongan hewan crustacea biasanya dikonsumsi ikan seperti Cladocera, Copepoda, Amphipoda serta Ostracoda. Sedangkan Malacostrata umumnya bisa hidup di pantai dan juga laut seperti Isopoda dan juga Decapoda. Contoh spesiesnya yang bisa kita temukan ialah udang galah atau Macrobanchium rosenbergi, udang windu atau panaeus, rajungan atau Neptunus pelagicus serta kepiting atau Portunus sexdentalus. Ciri Ciri Crustacea Hewan yang masuk ke dalam golongan crustacean ini memiliki beberapa ciri khusus yang beberapa diantaranya tidak dimiliki hewan lain. Berikut ialah ciri ciri crustacean yaitu Habitat utama dari crustacean bisa hidup di air laut serta air tawar sama seperti siklus hidup ikan dan juga ada beberapa yang bisa hidup di darat. Umumnya, perkembangan crustacean dilakukan lewat fase larva. Crustacea punya dua lubang kelamin yang terletak pada belakang dada. Di bagian anteriornya ada satu pasang mata majemuk yang memiliki tangkai. Tubuh belakang untuk berbentuk melengkung dan pada bagian ujungnya ialah ekor. Sistem pencernaan crustacea dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung dan diakhiri dengan anus. Crustacea bernapas dengan insang. Semua ruas tubuh crustacea memiliki satu pasang kaki. Di bagian abdomen atau perut crustacea terdapat 5 kaki renang. Di bagian kepala serta dada terdapat satu pasang antenna, satu pasang rahang bagian atas atau maksila serta satu pasang rahang bawah atau mandibula. Pada bagian kepala terlindungi dengan kulit yang keras atau Karapas. Sistem saraf crustacea ialah susunan dari saraf tangga tali. Struktur Tubuh Crustacea Struktur tubuh crustacea terdiri dari kepala dada atau sefalotoraks tubuh belakang atau abdomen, sistem pencernaan serta sistem pengeluaran atau ekskresi, sistem saraf serta indera, sistem pernapasan serta sistem sirkulasi dan juga sistem reproduksi. Kepala Dada Atau Sefalotoraks Di tubuh crustacea ada dua bagian yang paling utama yaitu kepala dada yang menatu disebut dengan sefalotorak serta tubuh bagian belakang atau perut. Masing-masing ruas tubuh crustacea memiliki sepasang kaki. Sedangkan pada bagian perut atau abdomen memiliki 4 pasang kaki renang. Pada bagian kepala dada depan crustacea memiliki antenna atau sungut, satu pasang rahang atas atau maksila serta satu pasang rahang bawah atau mandibula. Di bagian kepala juga ada 5 pasang kaki terdiri dari 1 pasang kaki capit atau cheliped serta 4 pasang kaki jalan. Bagian kepala dada crustacea ini terlindungi dengan kulit yang keras bernama karapas. Dan sedangkan pada udang tapi karapas terdapat tonjolan yang runcing dan bergerigi. Untuk kepiting karapasnya tidak punya tonjolan dan di bagian anterior terdapat satu pasang mata majemuk bertangkai yang bisa bergerak yang hidup di bioma laut. Badan Belakang Atau Abdomen Di bagian badan belakang atau abdomen crustacea udang berbentuk melengkung dan pada bagian ujungnya ialah ekor. Di semua ruas badan belakang crustacea ini memiliki satu pasang kaki renang. Dan sedangkan pada kepiting badan belakangnya terlipat kea rah bawah kepala dada. Dan selain berguna untuk berenang, udang betina juga menggunakan kaki untuk menyimpan telur. Sistem Pencernaan Dan Sistem Pengeluaran Atau Ekskresi Sistem pencernaan makanan crustacea ialah saluran yang dimulai dari mulut pada bagian depan anterior hingga anus pada bagian belakang atau posterior. Untuk urutannya sendiri dimulai dari mulut, kerongkongan atau esophagus, lambung atau ventrikulus usus serta anus. Dan sedangkan organ hati atau hepar terletak dekat dengan lambung dan sisa metabolisme tubuh akan diekskresikan lewat kelenjar berwarna hijau. Sistem Saraf Dan Indera Sistem saraf crustacea terdiri dari susunan saraf tangga tali. Ganglion kepala ialah otak berhubungan langsung dengan mata antenna serta indera keseimbangan atau statosista. Pada statostista tersebut terdapat statolit atau batu keseimbangan. Sedangkan indera keseimbangan terletak di dekat pangkal antena yang berguna untuk menjaga keseimbangan ketika sedang berenang di dalam air. Sistem Pernapasan Dan Sistem Sirkulasi Crustacea ialah hewan yang bernapas memakai insang yang melekat pada anggota tubuhnya. Oksigen nantinya akan berdifusi dan air akan masuk ke dalam pembuluh darah insang. Dan sementara CO2 juga berdifusi serta pembuluh darah pada insang menuju ke air. Oksigen nantinya akan dibawah darah kemudian dialirkan ke semua bagian tubuh tanpa lewat pembuluh darah. Untuk itulah sistem peredaran darah crustacea dinamakan dengan sistem peredaran darah terbuka dan crustacea juga memiliki jantung yang berguna untuk memompa darah mengandung pigme respirasi hemoglobin atau hemosianin. Sistem Reproduksi Crustacea memiliki karakter diesis jantan dan betina namun tidak ada yang hermafrodit. Pembuahan atau fertilisasi internal terjadi di tubuh hewan betina dan telur berisi zigot nantinya akan menetas kemudian berubah menjadi larva. Larva tersebut kemudian akan tumbuh menjadi dewasa dengan cara berganti kulit atau ekdisis yang terjadi beberapa kali. Manfaat Crustacea Manfaat crustacea yang hidup di ekologi tropis ini yang paling umum ialah untuk dikonsumsi manusia. Tidak hanya nikmat namun segala jenis crustacea yang bisa dikonsumsi juga bisa member banyak manfaat untuk kesehatan tubuh seperti Membantu menurunkan berat badan. Meningkatkan kesehatan jantung. Baik untuk otak. Bisa meningkatkan imun tubuh. Menjaga kesehatan kuku, kulit serta rambut. Mencegah kanker. Mencegah anemia. Mengurangi risiko terkena depresi. Menjaga kesehatan saluran pencernaan. Menjaga kesehatan tulang dan masih banyak lagi. Peranan Crustacea Peranan crustacea khususnya untuk manusia cukup banyak yaitu sebagai sumber protein hewani seperti kepiting, udang dan juga rajungan. Meski begitu ada sebagian jenis crustacea yang bisa merugikan manusia seperti yuyu, perusak tanaman padi sawah serta ketam kenari yang merusak tanaman kelapa. Sementara untuk sub kelas Entomostraca juga bisa dimanfaatkan manusia untuk makanan ikan di industri perikanan. Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Pengertian Crustacea dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresKepiting infraordo Brachyura dikelompokkan ke dalam 53 familia yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia dapat ditemukan 40 familia kepiting non air tawar dan tiga familia endemik kepiting air tawar, yaitu Potamidae, Gecarcinudae, dan Parathelpusidae. Karapas dan capit chela merupakan bagian tubuh kepiting yang dapat digunakan untuk identifikasi taksonomi. Beberapa fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia biasanya berupa bagian karapas dan capit. Panduan mengenai karakter morfologi karapas dan capit anggota infraordo Brachyura belum tersedia terutama untuk identifikasi fosil kepiting di Indonesia, sehingga perlu dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakter morfologi karapas dan capit sebagai karakter diagnostik kepiting sehingga dapat dimanfaatkan dalam identifikasi fosil kepiting. Spesimen yang diteliti adalah koleksi dari Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan yaitu komparasi morfologi dan karakteristik dari karapas dan capit serta studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter karapas dan capit, meliputi bentuk karapas, ornamentasi karapas bagian lateral dan dorsal, salah satu capit membesar, tuberkula pada gigi capit, dan bentuk capit, dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis kepiting infraordo Brachyura dan dapat dijadikan referensi untuk identifikasi fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia terutama di Pulau may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1 32-43, Februari 2021 p-ISSN 2527-3221, e-ISSN 2527-323X, DOI Karakteristik Karapas dan Chela sebagai Alat Identifikasi Fosil Kepiting Decapoda Brachyura yang ditemukan di Jawa Characteristics of Carapace and Chela as An Identification Tool for Crab’s Fossils Decapoda Brachyura are Found in Java Donan Satria Yudha1*, Krisogonus Yudha Parama Putra2, Rury Eprilurahman1 1Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Selatan Sekip Utara, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia 2Prodi Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada Jl. Teknika Selatan Sekip Utara, Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta 55281, Indonesia Email donan_satria *Penulis Korespondensi Abstract Brachyuran crabs are grouped into 53 families spread all over the world. In Indonesia, there are 40 non-freshwater crab families and three endemic freshwater crab families, namely Potamidae, Gecarcinudae, and Parathelpusidae. Carapace and chela claws of crabs are body parts that are used to determine taxonomical identification. In Indonesia has been found several fossil fragments of crabs and mostly are carapace and chela. There were no guidance to determine the taxonomical identification of fossils crabs based on its carapace and chela, so it needs to be studied. Therefore, this study aims to examine the morphological characters of carapace and claws as diagnostic characters of crabs so that they can be used in the identification of crab fossils. The specimens studied were collection of the Laboratory of Animal Systematics, Faculty of Biology, Universitas Gadjah Mada. The method used are the comparison of morphology and characteristics of carapace and claws and reference studies. The results showed that the characteristics of the carapace and claws, including carapace shape, lateral and dorsal carapace ornamentation, enlarged claws, tubercles on the claw teeth, and claw shape, can be used as references to determine the taxonomical group of brachyuran fragments fossils found in Indonesia especially in Java Island. Keywords Crab, Identification, Carapace, Chela, Java Abstrak Kepiting infraordo Brachyura dikelompokkan ke dalam 53 familia yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia dapat ditemukan 40 familia kepiting non air tawar dan tiga familia endemik kepiting air tawar, yaitu Potamidae, Gecarcinudae, dan Parathelpusidae. Karapas dan capit chela merupakan bagian tubuh kepiting yang dapat digunakan untuk identifikasi taksonomi. Beberapa fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia biasanya berupa bagian karapas dan capit. Panduan mengenai karakter morfologi karapas dan capit anggota infraordo Brachyura belum tersedia terutama untuk identifikasi fosil kepiting di Indonesia, sehingga perlu dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakter morfologi karapas dan capit sebagai karakter diagnostik kepiting sehingga dapat dimanfaatkan dalam identifikasi fosil kepiting. Spesimen yang diteliti adalah koleksi dari Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan yaitu komparasi morfologi dan karakteristik dari karapas dan capit serta studi referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter karapas dan capit, meliputi bentuk karapas, ornamentasi karapas bagian lateral dan dorsal, salah satu capit membesar, tuberkula pada gigi capit, dan bentuk capit, dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis kepiting infraordo Brachyura dan dapat dijadikan referensi untuk identifikasi fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Kata Kunci Kepiting, Identifikasi, Karapas, Capit, Jawa Diterima 16 Juni 2020, disetujui 2 Januari 2021 Karakteristik Karapas dan Chela Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 35 Pendahuluan Kepiting merupakan kelompok hewan anggota ordo Decapoda yang dibagi ke dalam dua infraordo besar, yaitu infraordo Anomura dan infraordo Brachyura. Perbedaan mendasar dari kedua infraordo tersebut adalah pada bagian anggota gerak, dimana infraordo Anomura hanya memiliki empat anggota gerak, sementara infraordo Brachyura memiliki lima anggota gerak. Satu pasangan anggota gerak kedua infraordo tersebut memiliki peran sebagai lengan makan yang disebut dengan capit. Infraordo Brachyura yang umum dikenal sebagai kepiting sejati memiliki karakteristik umum dimana tubuhnya tersusun dari cangkang karapas yang terkeratinisasi dan memiliki kaki berjumlah sepuluh buah atau lima pasang. Selain itu, kepiting sejati memiliki ukuran panjang dan lebar karapas yang relatif sama, memiliki karapas yang tertekan secara marginal, memiliki sternum yang melebar serta memiliki pleon pada bagian perut yang tertekuk yang menyerupai ekor. Bagian capit terdiri dari dua bagian, yaitu bagian chela dan bagian cheliped dengan chela dianalogikan sebagai tangan dan cheliped sebagai lengan. Tubuh kepiting infraordo Brachyura tersusun dari zat kitin dan memiliki panjang serta lebar yang hampir sama yang tertekan secara dorsoventral. Penciri lain adalah ada tidaknya ornamentasi pada bagian karapas dan chela Ng, 1998; Schultz, 2014. Kepiting infraordo Brachyura memiliki beragaman jenis yang melimpah di alam. Menurut Guinot dalam Ng 2004 kepiting dapat dikelompokkan ke dalam 53 familia, dan delapan jenis di antara merupakan jenis kepiting air tawar. Di Asia Tenggara sendiri, dari delapan familia kepiting air tawar tersebut, ditemukan jenis kepiting yang masuk dalam tiga familia yang merupakan jenis endemik. Tiga familia tersebut antara lain Potamidae, Gecarcinudae dan Parathelpusidae. Sementara itu dari 45 famili kepiting non air tawar, ditemukan 40 familia yang dapat ditemukan di Asia Timur, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik Ng, 1998; Ng, 2004. Bagian dari tubuh kepiting yang dapat diidentifikasi untuk menentukan jenisnya adalah bagian karapas serta chela. Bagian karapas yang merupakan bentuk eksoskeleton dari kepiting tersebut yang dapat menjadi penciri utama satu kepiting dengan kepiting yang lain. Sementara itu pada bagian capit yang dapat diamati secara khas adalah ada tidaknya ornamentasi pada bagian cheliped serta proporsi pasangan capit Morris, 1980; Ng, 1998; Ng, 2004. Di Indonesia telah dijumpai beberapa fragmen fosil kepiting. Fragmen fosil yang dijumpai biasanya bagian karapas dan capit chela. Salah satu penemuan fosil kepiting infraordo Brachyura di Indonesia yang telah dipublikasikan adalah penemuan fosil Martinocarcinus ickerae yang diidentifikasi melalui bentuk karapas di Formasi Nanggulan dan memiliki Usia Kala Eosen hingga Oligosen Schweitzer, et al, 2009. Di Indonesia belum memiliki panduan mengenai karakter morfologi karapas dan capit anggota infraordo Brachyura terutama untuk identifikasi fosil kepiting. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakter morfologi karapas dan capit beserta ornamentasinya, pada beberapa jenis kepiting yang dijumpai di Indonesia, guna menentukan karakter diagnostiknya. Karakter diagnostik tersebut diharapkan dapat membantu mengidentifikasi fosil fragmen kepiting berupa sisa karapas dan capit yang ditemukan. Metode Penelitian Sampel penelitian adalah beberapa spesies koleksi dari dari Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Metode yang digunakan adalah 1 komparasi morfologi dan karakteristik dari bagian karapas serta capit beberapa spesies kepiting, serta 2 studi referensi pada beberapa familia dan genus kepiting, yaitu Davie, 1987; Davie, 1993; Lemaitre, et al., 2013; Moraes, et al., 2015; Ng, 1998; Ng, 2004; Ng & Tan, 1984; Shih, et al., 2013; Valinassab, et al., 2012. Karapas yang diamati meliputi bagian dorsal dan ornamentasi bagian lateral. Bagian dorsal umumnya akan dijumpai ornamentasi yang dapat menjadi karakter diagnostik suatu jenis, yaitu ada tidaknya lobus epigastris, lobus urogastris, lobus mesobranchialis, lobus protogastris, serta cardiac region. Sementara ornamentasi bagian lateral meliputi bentuk karapas dominan memanjang/ melebar/ proporsional, ada tidaknya gigi frontal, lebar Donan Satria Yudha et al. 36 Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 orbitofrontal, ada tidaknya gigi anterolateral, dan bentuk posterolateral. Sementara bagian capit yang diamati meliputi ada tidaknya ornamentasi pada bagian cheliped serta proporsi pasangan capit Gambar 1 Morris, 1980; Ng, 1998; Ng, 2004. Gambar 1. Bagian tubuh kepiting infraordo Brachyura 1 Merus; 2 Carpus; 3 Palm; 4 Dactylus; 5. Pollex; 6 Karapas; 7 Bagian Posterolateral; 8 Bagian Anterolateral; 9 Bagian Orbitofrontal; 10 Bagian Frontal; 11 Sternites; 12 Segmen Abdominal dokumentasi pribadi. Hasil dan Pembahasan Spesimen Kepiting Intertidal dan Laut Kelompok kepiting Intertidal dan laut merupakan jenis kepiting yang memiliki variasi ornamentasi,bentuk karapas, dan bentuk capit dibandingkan dengan kepiting air tawar. Spesimen kepiting laut yang diidentifikasi antara lain Kelompok kepiting dari familia Pilumnidae merupakan jenis kepiting yang pada umumnya dikenal dari karakteristik karapasnya yang berbentuk heksagonal, persegi transversal, dan oval transversal. Selain itu pada bagian karapas dorsalnya dapat dijumpai tekstur berupa granula ataupun juga tidak bertekstur halus. Bentuk karapas dorsal dari kepiting familia ini mencembung dapat terlihat dari bagian lateral. Penciri lain dari kepiting familia ini adalah bagian frontalnya yang umumnya memiliki tiga bentuk, yaitu rata halus, tidak terbagi, dan terbagi dalam beberapa segmen lobus. Selain itu, familia ini juga dapat dikenali karena terdapat gigi atau lobus sejumlah satu hingga empat buah di bagian anterolateralnya. Lobus tersebut dapat bertekstur meruncing maupun tumpul halus Ng and Tan, 1984. Dua jenis kepiting ditemukan dari spesimen yang diidentifikasi, yaitu Genus Galene dan Genus Pilumnus. Gambar 2. Bagian tubuh kepiting familia Pilumnidae 1 Karapas; 2 Bagian Frontal; 3 Bagian Anterolateral; 4 Bagian Posterolateral Sumber Gambar modifikasi dari Ng & Tan, 1984. Kepiting Genus Galene merupakan memiliki karapas berbentuk persegi panjang melonjong dan pada bagian anterolateral terdapat tiga spina yang memiliki bentuk berbeda. Spina pertama berbentuk triangular meruncing dan dua spina yang lain memiliki bentuk rounded menumpul. Bagian frontal memiliki sulcus tonjolan seperti gelombang paralel yang terletak di bagian mediofrontal. Bagian capit chela memiliki granula yang tersebar merata. Bagian lateral dan bagian lekukan serta tekstur dorsal karapas dari Galene juga dapat digunakan sebagai karakter diagnostik genus ini. Pada karapas terdapat Karakteristik Karapas dan Chela Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 37 area yang disebut lobus urogastris. Lobus urogastris akan terlihat dengan jelas di bagian median karapas, yang kemudian bersambung dengan lobus mesogastris. Pada Galene lobus urogastris akan berbentuk menyerupai botol membulat yang kemudian akan bersambung dengan Cardiac region area cardiac nomor dua yang terletak di bagian tengah. Cardiac Region pada Galene berjumlah tiga buah, dimana Cardiac Region nomor dua berbentuk lebih besar. Ketiga Cardiac Region pada Galene berbentuk menyerupai segitiga terbalik serta tampak menonjol membentuk pola-pola Ng, 1998; Valinassab, et al, 2012. Gambar 3. Bagian tubuh kepiting Genus Galene 1 Karapas; 2 Bagian Anterolateral; 3 Bagian Posterolateral; 4 Lobus mesogastris; 5 Lobus urogastris; 6 Cardiac Region; 7 Capit chela Sumber Gambar modifikasi dari Valinassab, et al., 2012 Kelompok kepiting genus Pilumnus memiliki karakter diagnostik berupa karapas yang berbentuk persegi agak memanjang dan pada bagian sudutnya menumpul. Bagian anterolateral, memiliki spina berjumlah empat. Spina nomor pertama memiliki ukuran yang sangat kecil dan spina nomor terakhir sangat besar. Jika dilihat dari samping, karapas akan terlihat melandai, dan akan tampak dengan jelas bahwa bagian tepinya memipih dan melengkung. Apabila dilihat dari tekstur dan ornamentasi karapas bagian dorsal, maka akan tampak beberapa karakter khas dari genus ini, yaitu memiliki lobus mesogastris yang memipih dan diapit oleh alur longitudinal lobus urogastricus tampak tertekan dan lebih pipih dibanding genus Galene, bagian lobus protogastris dan lobus urogastris cenderung lebih jelas terlihat dibanding genus Galene, dan posisi lobus protogastris lebih jauh ke bagian lobus urogastris jika dibandingkan dengan posisi lobus mesobranchialis Ng, 1998; Moraes, et al, 2015. Gambar 4. Bagian tubuh kepiting Genus Pilumnus 1 Karapas;, 2 Bagian Anterolateral; 3 Bagian Posterolateral; 4 Lobus Mesogastris; 5 Lobus Urogastris; 6 Lobus Epigastris; 7 Lobus Protogastris; 8 Lobus Mesobranchialis; 9 Cardiac Region; 10 Alur Longitudinal Sumber Gambar modifikasi dari Moraes, et al., 2015 Kelompok kepiting lain yaitu kepiting dari familia Portunidae, dengan karakteristik karapas berbentuk heksagonal, oval transversal, dan kadang membulat atau sirkular. Selain itu juga kepiting rajungan memiliki ornamentasi gigi/lobus sejumlah 5-9 Donan Satria Yudha et al. 38 Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 buah yang terletak di bagian anterolateralnya. Bagian posterolateralnya memiliki karakteristik converging atau melengkung agak ke dalam dan bertemu dengan bagian anterolateral pada suatu bagian. Karapas bagian dorsal memiliki kontur datar hingga mencembung bila dilihat dari sisi lateral. Bagian frontal memiliki ciri yang melebar dan pada bagian tepiannya terdapat banyak ornamentasi gigi/lobus Ng, 1998; Lemaitre, et al, 2013. Kepiting jenis ini terdapat satu, yaitu genus Portunus. Gambar 5. Bagian tubuh kepiting Familia Portunidae 1 Karapas; 2 Bagian Frontal; 3 Bagian anterolateral; 4 Bagian Posterolateral Sumber Gambar modifikasi dari Lemaitre, et al, 2013. Kepiting genus Portunus memiliki bentuk karapas heksagonal. Bagian anterolateral dan posterolateral kepiting ini dapat dibedakan dengan jelas. Bagian anterolateral Portunus memiliki tujuh buah ornamentasi gigi/lobus atau bahkan kurang. Selain itu juga kekhasan dari kepiting Portunus yaitu memiliki gigi terakhir di bagian antara anterolateral dan posterolateral yang membesar dan menajam berbentuk seperti spina. Kepiting Portunus memiliki empat gigi/lobus yang tampak lebih besar jika dibandingkan dari gigi/lobus pada bagian anterolateral, seperti halnya kepiting familia Portunidae. Selain itu terdapat lekukan antar gigi baik di bagian frontal maupun anterolateral. Lekukan pada bagian anterolateral lebih dalam dibandingkan yang terdapat di bagian frontal Davie, 1987; Ng, 1998. Gambar 6. Bagian tubuh kepiting Genus Portunus 1 Karapas; 2 Bagian Frontal; 3 Bagian Anterolateral; 4 Bagian Posterolateral; 5 Spina membesar Sumber Gambar modifikasi dari Davie, 1987. Jenis kepiting familia Grapsidae merupakan jenis kepiting yang memiliki habitat di zona intertidal dan umum dijumpai di bagian hilir sungai. Penelitian ini didapatkan dua subfamilia, yaitu subfamilia Sesarminae dan subfamilia Varuninae. Kepiting ini memiliki bentuk karapas yang khas, yaitu kotak/persegi dengan punggung bagian lateral Antero-posterolateral yang melandai/ miring dan, tidak terdapat batas yang jelas antara anterolateral dan posterolateral, sehingga seakan-akan kedua sisi tersebut saling bersatu. Karakteristik Karapas dan Chela Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 39 Bagian frontal yang lebih melebar dibandingkan bagian orbital dan di bagian frontal kepiting ini juga terdapat ornamentasi gigi atau lobus sejumlah satu hingga dua buah Davie, 1993; Ng, 1998. Gambar 7. Bagian tubuh kepiting Familia Grapsidae-subfamilia Sesarminae 1Karapas; 2 Bagian Frontal; 3 Bagian Orbitofrontal; 4 Bagian Antero-posterolateral Sumber Gambar Davie, 1993 Subfamilia Varuninae memiliki karakteristik berupa karapas cokelat cenderung kotak dengan permukaan yang halus dan pada bagian tepi depan lurus. Pada bagian sisi samping karapas terdapat tiga buah gigi antero-lateral pada setiap sisinya Gambar 2. Ciri yang khas dari subfamilia Varuninae adalah pada bagian dactylus/jari, propodus dan karpus pipih, pada bagian pinggirnya terdapat seta yang panjang dan rapat Ng, 1998. Gambar 8. Bagian tubuh kepiting Familia Grapsidae-subfamilia Varuninae 1 Karapas; 2. Chela; 3 Bagian Anterolateral Sumber Gambar Dokumentasi Pribadi. Jenis kepiting lain yang didapatkan adalah kepiting dari familia Ocypodidae. Kepiting ini memiliki habitat di zona intertidal dan tersembunyi, sehingga seringkali disebut sebagai kepiting hantu. Jenis kepiting dari familia Ocypodidae yang didapatkan adalah kepiting genus Uca dan genus Ocypode. Kepiting dari genus Uca memiliki karakteristik yang mudah dikenali pada bagian karapasnya yaitu berbentuk heksagonal, trapesium atau oval. Selain genus ini memiliki sepasang chela yang salah satunya memiliki ukuran lebih besar dari yang lainnya. Bentuk lain yang menjadi ciri genus ini yaitu adanya bagian orbitofrontal yang melebar dan bagian anterolateral yang cenderung pendek dan tampak menyudut Lihat gambar 9. Sementara itu, bagian posterolateral melengkung dan bergabung dengan bagian anterolateral yang menyudut. Chela umumnya memiliki warna yang terang ketika kepiting masih hidup. Ketika sudah mati hal yang dapat diidentifikasi dari kepiting ini adalah adanya bagian tuberkel atau gigi Chela. Antara satu tuberkel dengan tuberkel yang lain terdapat jarak yang cukup renggang dan kasar Shih, et al, 2013. Donan Satria Yudha et al. 40 Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 Gambar 9. Bagian tubuh kepiting Genus Uca 1 Karapas;, 2. Bagian Orbitofrontal;, 3 Bagian Anterolateral; 4 Bagian Posterolateral; 5. Chela;, 6 Tuberkel Sumber Gambar modifikasi dari Shih, et al., 2013 Sementara itu, kepiting dari Genus Ocypode karapas berwarna biru keabu-abuan tanpa gigi anterolateral. Ciri paling khas dari Ocypode ceratophthalma adalah matanya yang menjulang ke atas dan panjang di atas kornea. Pada bagian chelae terdapat gerigi tumpul atau menajam. Pada bagian mandibular palp terdapat seta yang panjang Gambar 3. Selain itu kepiting ini juga dapat diidentifikasi dari bentuk karapasnya yaitu kotak Ng, 1998. Gambar 3. Bagian tubuh kepiting Genus Oycpode 1 Karapas; 2 Bagian Anterolateral; 3 Chela; 4 Eyestalk Sumber Gambar Dokumentasi Pribadi. Kepiting berikutnya yang diidentifikasi adalah kepiting dari familia Raninidae. Kepiting ini sering disebut sebagai kepiting katak karena bentuk karapasnya yang menyerupai bentuk tubuh katak. Jenis yang didapatkan dari familia ini adalah genus Ranina. Genus ini karapas berbentuk oval dan memanjang secara longitudinal. Selain itu dapat dijumpai granula yang tersebar secara acak dan menutupi bagian dorsal karapas. Karakteristik lain dari kepiting ini yaitu adanya Chela dan Cheliped yang berbentuk memipih dan seakan-akan berbentuk seperti spatula Gambar 4. Bagian Chela tampak membengkok ke arah dalam. Bagian dalam dari cheliped tersusun dari banyak gigi Ng, 1998. Karakteristik Karapas dan Chela Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 41 Gambar 4. Bagian tubuh kepiting Genus Ranina 1. Karapas;, 2 Tekstur Granula; 3 Chela; 4 Cheliped Dokumentasi Pribadi. Spesimen Kepiting Air Tawar Spesimen yang diidentifikasi termasuk ke dalam jenis kepiting air tawar diwakili oleh satu familia, yaitu familia Parathelpusidae. Habitat spesifik dari jenis kepiting ini yaitu di dataran rendah hingga daerah pegunungan, secara khusus di perairan terbuka serta habitat perairan darat. Familia ini memiliki sebelas genus, namun dalam penelitian ini yang didapatkan dan diidentifikasi hanya satu genus saja, yaitu genus Parathelphusa. Karakter diagnostik yang dimiliki oleh genus ini yaitu spina pada subterminal bagian dorsal menajam pada beberapa bagian lengan kaki; crista post-orbital bertemu pada tepi anterolateral antara gigi anterolateral pertama dan kedua atau dasar dari gigi kedua; keseluruhan gigi anterolateral pertama selalu penuh; postorbital crista betemu dengan tepi anterolateral pada posisi antara gigi anterolateral pertama dan kedua. Selain itu juga umumnya kepiting ini memiliki bentuk karapas yang oval dengan panjang dan lebar karapas yang sama Gambar 5 Ng, 2004. Karakter diagnostik tiap jenis kepiting infraordo Brachyura Berdasarkan hasil analisis, terdapat karakter diagnostik tiap kepiting yang telah diidentifikasi yang ditunjukkan pada Tabel 1. Gambar 5. Bagian tubuh kepiting Genus Parathelphusa 1 Karapas; 2 Bagian Anterolateral; 3 Lengan kaki dengan spina; 4 Cristal Post-orbital Dokumentasi Pribadi. Donan Satria Yudha et al. 42 Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 Tabel 1. Karakter diagnostik karapas dan capit chela Persegi panjang-melonjong Ornamentasi Karapas lateral Sulcus di fronto median, tiga spina di anterolateral Ornamentasi Karapas dorsal Lobus mesogastris seperti botol, Cardiac region ada tiga bagian yang menonjol Persegi dengan sudut tumpul Ornamentasi Karapas lateral Empat spina di anterolateral Ornamentasi Karapas dorsal Lobus epigastris oval, Lobus mesogastris suboval Ornamentasi Karapas lateral Frontal terdapat empat lobus, terdapat tujuh spina yang menumpul dan menajam, anterolateral terakhir ada spina yang menajam Familia Grapsidae-subfamilia Sesarminae Ornamentasi Karapas lateral Punggung lateral miring, bagian anterolateral dan posterolateral tidak terlihat batas jelas, memiliki satu sampai dua gigi di bagian anterior Familia Grapsidae-subfamilia Varuninae Ornamentasi Karapas lateral Tepi depan lurus, memiliki tiga gigi anterolateral Dactylus, carpus, propodus pipih Heksagonal, trapesium, oval Ornamentasi Karapas lateral Anterolateral pendek, mencembung dan menyudut Salah satu pasang capit membesar, gigi capit dengan tuberkel kasar dan berjarak. Ornamentasi Karapas lateral Tidak memiliki gigi anterolateral, batang mata memanjang gigi capit umumnya tumpul Ornamentasi Karapas Dosal Chela dan Cheliped pipih, Chela seperti spatula Ornamentasi Karapas Dosal Post-Orbital Crista terletak antara gigi anterolateral pertama dan kedua Ornamentasi Karapas Lateral Subterminal bagian dorsal menajam Simpulan Karakter karapas dan capit chela yaitu meliputi 1 bentuk karapas; 2 ornamentasi karapas bagian lateral dan dorsal; 3 salah satu capit membesar; 4 tuberkula pada gigi capit; dan 5 bentuk capit dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis kepiting infraordo Brachyura. Karakter morfologi karapas dan capit chela ini dapat dijadikan referensi untuk identifikasi fragmen fosil kepiting yang dijumpai di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Karakteristik Karapas dan Chela Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 1, Februari 2021 43 Daftar Pustaka Davie, 1987. A New Species and New Records of Portunus Decapoda Portunidae from Northern Australia. Memoirs of the Queensland Museum. 251 227-231. Davie, 1993. A New Species of Sesarmine Crab Brachyura Grapsidae form Japan and Taiwan, previously known as Sesarma erythodactyla Hess, 1865. Crustacean Research. 22 65-74. Lemaitre, R., Campos, Maestre, and Windsor, 2013. Discovery of an alien crab, Scylla serrata Forsskal, 1755 Crustacea Decapoda Portunidae, from the Caribbean coast of Colombia. BioInvasion Records. 24 311-315. Moraes, Alencar, Thomsen, E., and Freire, 2015. New Record of the hairy crab Pilumnus dasypodus Decapoda, Brachyura, Pilumnidae in Northeastern Brazil. The Journal of biodiversity data. 112 1-5. Morris, Abbott, and Haderlie, 1980. Intertidal Invertebrates of California. California, Stanford University Press, pp. 592-630. Ng, 1998. Crabs. In Carpenter, and Niem, eds. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific Rome, Food and Agriculture Organization of United Nations, pp. 1045-1083. Ng, 2004. Crustacea Decapoda, Brachyura. In Yule, and Yong, eds. Freshwater Invertebrates of the Malaysian Region. Kuala Lumpur, Academy of Sciences Malaysia, pp. 311-336. Ng, and Tan, 1984 The Indo-Pacific Pilumnidae I. Description of Four New Species of the Genus Pilumnus Leach, 1815, and Definition of a New Genus, Bathypilumnus. Journal of The Singapore National Academy Schultz, G., 2014. Evolution of Crabs – history and deconstruction of a prime example of convergence. Zoology. 832 87-105. Schweitzer, Feldmann, and Bonadio, C., 2009. A new family of brachyura Crustacea Decapoda Goneplacoidea from the Eocene of Java, Indonesia. Scripta Geol. 138 1-10. Shih, His-Te, Komai, T., and Liu, Min-Yun., 2013. A new species of fiddler crab from the Ogasawara Bonin Islands, Japan, separated from the widely-distributed sister species Uca Paraleptuca crassipes White, 1847 Crustacea Decapoda Brachyura Ocypodidae. Zootaxa. 3746 1 175-193. Valinassab, T., Fatemi, and Ghotbeddin, N. 2012. First Record of Galene bispinosa Herbst, 1783 [Decapoda; Brachyura; Galenidae] from the Gulf of Oman, Iran. World Applied Science Journal 174 439-441. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this ScholtzCompared with the elongate bodies of shrimps or lobsters, crabs are characterised by a compact body organisation with a depressed, short carapace and a ventrally folded pleon. The evolutionary transformation from a lobster-like crustacean towards a crab is called 'carcinization' and has been interpreted as a dramatic morphological change. Nevertheless, the crab-shape evolved convergently in a number of lineages within Decapoda. Accordingly, numerous hypotheses about internal and external factors have been presented, which all try to explain these frequent convergent carcinization events despite the seemingly fundamental changes in the body organisation. However, what a crab is lies greatly in the eye of the beholder and most of the hypotheses about the lobster/crab transformation are biased by untested assumptions. Furthermore, there are two meanings of the word 'crab' within decapods one, the phylogenetic meaning, refers to the clade Brachyura; the other, more general and typological use of the word crab, describes decapods with a certain body shape. These two meanings should not be confused when the issue of carcinization is discussed. Here, I propose a definition of what a crab is, what is meant when we speak about carcinization. I show that not all Brachyura are crabs in the typological sense. Carcinization occurred at least twice within the clade. Among Anomala there is further evidence that crab-shaped Lithodidae derived from a hermit-crab like ancestor. Carcinization is not restricted to Anomala plus Brachyura Meiura but is also found in Achelata, namely in slipper lobsters. A deconstruction of the crab-shape reveals that parts of it appear in various combinations among all decapod groups. Only a certain threshold of number and quality of crab-features makes us call an animal a 'crab'. This reveals that carcinization does not involve such dramatic changes in morphology as has been suggested. Moreover similar alterations of body shapes appear frequently in other crustacean taxa and in various animal groups as diverse as sharks and sea urchins. Hence morphological constraints, macroevolution, trends, tendencies, or underlying synapomorphies of any kind are not necessary assumptions for the explanation of the evolution of dasypodus is reported for the first time in the state of Rio Grande do Norte, Northeastern Brazil. Sampling occurred in the north and south coast of the state in four locations the farthest about 500 km of the known south distribution of the species. This new record increases the information about the distribution of this species, showing a possible relationship between the distribution of species and the Atlantic Tropical Ecoregion. Peter DavieA new species of intertidal sesarmine crab, Parasesarma acts, is described from Japan and Taiwan. This species has been known under the name Sesarma Parasesarma erythodactyla Hess, 1865, but it is established here that P. erythodactyla is endemic to the eastern coast of Australia. Parasesarma ads is known to occur from Sagami Bay, Japan, south to Taiwan, but there are no mainland records. The two species can be easily separated on male chela characters, including the shape and number of the dactylar tubercles, and the disposition of the dorsal pectinate new species of fiddler crab Brachyura Ocypodidae, Uca boninensis sp. nov., is described from the Ogasawara Bonin Islands, Japan. The new species has previously been identified with the widely distributed U. crassipes White, 1847, from which it differs by having a slightly differently shaped carapace, and relatively stouter male first gonopods G1. The recognition of the new species is also supported by differences in the mitochondrial cytochrome oxidase I COI and control region CR genes. U. boninensis sp. nov., appears to be endemic to the Ogasawara Islands, and as the only known population is small, urgent conservation measures are needed for its protection. Our study brings the total number of the Japanese fiddler crab species to Bonadio SchweitzerR M & Bonadio Rodney FeldmannA new family, Martinocarcinidae, must accommodate the monotypic genus Martinocarcinus Böhm, 1922. The genus displays a unique combination of dorsal, sternal and abdominal characters justifying place-ment in a new family. The Martinocarcinidae joins several other now extinct Eocene families that fl our-ished at that time, supporting the long-held view that the Eocene was a time of radiation within the Brachyura. Sameer Kumar PatiThe present chapter includes the systematic list of all the known freshwater crabs from the Western Ghats Biogeographic Zone of India. A discussion is made on their diversity and endemism, potential threats to these animals, and conservation strategies for them. A total of 62 species in 18 genera of the family Gecarcinucidae are currently recognized from this biogeographic zone. Almost half the numbers of genera and species of the Indian freshwater crabs are found in the Western Ghats Biogeographic Zone, whereas the Western Ghats crabs share more than two-thirds of the Indian gecarcinucid genera and species. Of the two provinces of the Western Ghats Biogeographic Zone, 58 species in 18 genera of crabs dwell in the Western Ghats Mountains Biogeographic Province and 16 species in 10 genera inhabit the Malabar Plains Biogeographic Province. The state of Kerala possesses the maximum diversity of Western Ghats crabs followed by Maharashtra, Tamil Nadu, Karnataka, and Goa. Sahyadriana Pati & Thackeray, 2018 is the most species-rich genus followed by Ghatiana Pati & Sharma, 2014, Vanni Bahir & Yeo, 2007, and Travancoriana Bott, 1969. The level of endemism is very high in these crabs 82% endemic species and 67% endemic genera. The lacunae in the study of these crabs are also of an alien crab, Scylla serrata Forsskal, 1755 Crustacea Decapoda Portunidae, from the Caribbean coast of ColombiaR LemaitreN H CamposE A V MaestreA M WindsorLemaitre, R., Campos, Maestre, and Windsor, 2013. Discovery of an alien crab, Scylla serrata Forsskal, 1755 Crustacea Decapoda Portunidae, from the Caribbean coast of Colombia. BioInvasion Records. 24 Food and Agriculture Organization of United NationsP K L NgNg, 1998. Crabs. In Carpenter, and Niem, eds. The Living Marine Resources of The Western Central Pacific Rome, Food and Agriculture Organization of United Nations, pp. 1045-1083.
kaki capit besar pada decapoda disebut